Apa Yang Kita Lakukan Ketika Gemuruh Cinta Telah Melanda
Assalamu'alaykum. Kembali lagi di kanal ISTANA CINTA, kanal yang akan mengisi pengetahuanmu mengenai cinta dari perspektif saya. Dimulai dari sekarang artikel ISTANA CINTA akan hadir setiap hari rabu pagi kalian.
Masih tentang cinta. Ini adalah soal fitrah. Tiada seorang pun manusia yang bisa memilih, mau atau tidak dianugerahi cinta. Allah tiada pernah bertanya, "Hai manusia, inginkah engkau Aku karuniai cinta?" Andai dulu sebelum diutus ke dunia manusia bisa memilih, mungkin karena ada yang enggan dikaruniai cinta. Mereka ingin hidup tanpa gejolak. Menghamba sepenuhnya kepada Allah. Seperti taatnya malaikat.
Cinta yang terpatri abadi dalam hati, itu bukan sumber masalah. Karena tidak ada kuasa kita untuk menghadirkan atau melenyapkannya. Semua murni kuasa Allah. Ledak-ledak cinta di dalam hati, itu laksana lapar yang melilit perut. Kok Bisa? Ya, lapar adalah fitrah, kehadirannya bukan masalah. Baru akan timbul masalah saat hendak memenuhi tuntutan lapar itu. Bagaimana mendapatkan makanan. Jalan halal atau yang haram. Apa yang boleh dimakan, untuk mengusir lapar?
Mirip dengan ledakan cinta. Kehadirannya hanya perkara waktu. Saat cinta datang, menggebu, mendorong untuk dipenuhi, engkau akan diperhadapkan pada satu tanya:
Dengan cara apa cintamu akan engkau salurkan?
Pilihan hanya ada dua sob?
Jalan yang diridhoi Allah atau yang dimurkai-Nya.
Bila Enkau belum bisa menambatkan hati pada satu nama, redamlah gemuruh cinta itu. Dan kelak gemuruhkanlah kembali kelak jika semuanya sudah siap. Agama saya sendiri telah memberikan jalan untuk meredamnya. Berpuasalah!, karena itu bisa menjaga diri. Begitulah Islam memberikan anjuran.
Bila puasa tak lagi mempan, maka segerakanlah. Itu artinya gemuruh cinta sudah sedemikian hebatnya. Membutuhkan penyaluran yang segera. Saat umur semakin bertambah atau tua tak bisa ditolak, apalagi yang kau tunggu? Bersegeralah, ada perisai yang lebih kokoh dari puasa. Yakni menikah. Menikah akan membuat kamu menghindari hal yang dimurkai Allah.
Untuk mengakhiri tulisan ini, mungkin akan kuselipkan do'a yang biasa kulafazkan disetiap usai shalatku.
"Ya Allah Terima kasih. Bila nanti Engkau telah tunjukkan satu nama untukku. Semoga bersamanya gemuruh cinta ini kelak menjadi berkah, bernilai ibadah dan jalan menuju jannah."
4 comments
Wah ada yang buka rubrik khusus cinta nih,,
ReplyDeleteHmm kalo gak kuat menahan biasanya ngelakuin sendiri *apasih. Aku juga pernah baca kalau sudah pingin banget menikah kalau pingin tapi belum siap puasa soalnya puasa itu bisa menahan hawa-hawa yang nggak jelas itu.
Beruntung banget kalo jomblo . . tterhindar dari murka-Nya . . mending besok gue langsung taaruf an aja deh . . tapi sayang juga sih kalo nggak pacaran . .??
ReplyDeleteJadi harus gimana dong . . aaakkkk . .
ya puasa kang. kalo udah ga tahan lagi ya nikahi kang.
Deletekalo sayah bersyukur alhamdulillah sudah menikah. tingal silahkan yang lainnya nyusul.
ReplyDelete