Jadi Diri Sendiri Saat Menulis di Blog; Penggunaan Bahasa Indonesia

by - Monday, June 15, 2015


Sebenarnya tidak niatan sedikitpun untuk membuat postingan ini. Cuma karena tiba-tiba galau melanda, akhirnya saya menulis ini juga.

Postingan ini dari kegelisahan saya, sewaktu membaca salau satu artikel seseorang pas blogwalking.  Dia mengatakan bahwa penggunaan gaya bahasa "Saya" itu cenderung kaku untuk blogger personal. Selain itu dia mengatakan bahwa, bahasa gaul "lu-gue" atau "ane-gan" merupakan opsi yang bisa dipakai jika ingin pembaca tetap setia sama blogger personal kita.
Hal ini yang membuat saya bingung. Kadang juga galau, padahal waktu itu saya baru buat es teh panas. Ehh. Sempat sih ingin beralih dan mengubah gaya bahasa saya. Postingan dia seakan mendoktrin saya, dan memotivasi agar menggunakan bahasa gaul. Wew, padahal ini sungguh berbeda dengan saya sendiri.

Setidaknya sampai sekarang saya tetap pada pendirian saya. Untuk tidak menggunakan bahasa gaul. Bukannya karena nggak gaul. Saya gaul kok. Nggak percaya? Lihat saja Fb saya yang temannya ribuan! Saya punya puluhan akun sosial media, dan banyak diantaranya, akun sosial media Indonesia.  

Kembali ke topik, sebenarnya ada beberapa alasan yang membuat saya untuk tetap menggunakan bahasa seperti ini.

1. Karena sejatinya pribadi saya seperti ini.
Apa maksudnya tuh? Begini, saya kadang heran dengan orang yang sehari-harinya tidak menggunakan bahasa "Lu-gue" tapi ketika baca di tulisan blognya malah menggunakan bahasa seperti itu. Tidak maksud menyindir sih, tapi untuk pribadi saya sendiri, saya nggak suka seperti itu. Seharusnya tulisan kita bisa mewakili pribadi kita. Apalagi yang ditulis di blog itu sebuah curhatan, tulisan kita harus mewakili diri kita yang asli. Saya bisa saja menggunakan kata lu-gue, karena sering baca bukunya Raditya Dika. Tapi untuk Raditya Dika sih wajar, soalnya dia sehari-harinya memang pake bahasa Lu-Gue. Jadi mewakili pribadinya. 

2. Karena Memang Cinta Bahasa Indonesia
Aspek ini juga membuat saya tetap bertahan dengan gaya bahasa seperti ini. Sebenarnya, bahasa blog disini masih jauh dengan EYD. Tapi saya percaya EYD bisa juga friendly untuk semua orang. Tidak hanya untuk situasi formal, tapi cerita sehari-haripun bisa. Jadi tolong bedakan, bahasa Puitis dengan bahasa EYD.

3. Karena Saya Suka Kucing
Apa hubungannya kucing sama postingan ini?
Nggak tahu kenapa, gara-gara kucing yang membuat saya suka sama bahasa Indonesia. Entah itu yang dinamakan aura kucing, tapi entahlah. Setiap saya melihat kucing saya, perasaanya serasa damai, seperti bahasa Indonesia, bahasa yang damai menurut saya


4. Karena Teman dan Keluarga Saya Juga Banyak Yang Blogger
Di daerah saya, aneh rasanya kalau bicaranya mirip orang Jakarta, padahal saya tinggalnya sangat jauh dari Jakarta. Keluarga saya banyak yang jadi blogger, teman saya juga begitu. Dan sungguh malu rasanya kalau mereka membaca postingan saya, tapi menggunakan bahasa yang tidak umum di daerah saya.


5. Agar Bisa Melestarikan Bahasa Nasional
Karena saya cinta dengan bahasa Indonesia, saya sangat tidak ingin melihat bahasa Indonesia tergeser dengan bahasa gaul. Bukannya saya menyalahkan blogger yang menggunakan bahasa gaul, tidak kok. Itu terserah kalian, tapi buat saya yang cinta dengan Bahasa Indonesia. Tentu saya akan mengatakan "Tidak!" pada bahasa gaul.


6. Mesin Pencari Lebih Mudah Mengindeks Tulisan
Entah ini salah atau benar, soalnya survey saya sendiri. Setiap kali saya ingin mencari artikel di blog, yang menjadi rekomendasi pertama adalah artikel dengan bahasa yang baku. Coba deh kalian search  di internet "Cara nambahin istri" maka rekomendasi dari google adalah "Cara Menambah Istri"


7. Biar bisa di translate 
Wihh, ini nih impian saya, punya pelanggan pembaca dari luar Indonesia. Jika nanti saya terkenal (mimpi), maka tidak menutup kemungkinan banyak sobat pembaca dari luar.Inilah gunanya fitur translate. Coba yang ditranslate itu artikel dengan banyak bahasa gaulnya, pasti akan susah dong. Beda halnya dengan artikel yang mengedepankan bahasa Indonesia. Walaupun bahasa yang digunakan sedikit ada yang tidak baku, setidaknya struktur katanya bisa memudahkan untuk dipahami.

***

Diakhir postingan ini, saya cuma mengingatkan, bahwa jadlah diri kita sendiri, jangan menjadi diri orang lain hanya karena ingin seperti dia. Jangan takut untuk gagal, teruslah optimis dan bermimpi. Karena kesuksesan berawal dari mimpi, oleh karena itu marilah kita tidur. Karena sudah malam, biar bisa mimpi, terus sukses. Ehh

You May Also Like

28 comments

  1. Yup setuju banget.

    Lu gw --> Raditya dika banget, sok jadi anak gaul jakarta gitu
    aku kamu --> biasanya dipakai sama cewek, kesan blognya jadi manja gitu
    saya --> netral
    ane agan --> sok kekaskusan

    sebenernya gaya penulisan lu gw itu keliatan banget mana yg asli jakarta atau yang sebaliknya. Menurut kamu mana yg natural elo, lo,lw, lu, gue, atau gw ?

    ReplyDelete
  2. saya sekali lagi nggak ngerendahin yang punya gaya bahasa "Lu-gw" dsb, tapi ini cuma pemikiran saya saja. Mau diambil ya sudah, klw nggak ya tdk apa. Saya cuma mengedepankan jati diri, Blog layaknya diri kita, sifat kita di dunia harus berbanding lurus dengan sifat kita di dunia pemblogeran

    ReplyDelete
  3. elah kucing juga ngaruh :v haha

    sama, saya juga gitu, pertama tama bikin posting isi didalemnya pake bahasa yang ngikutin jaman, padahal, sehari-hari saya gak pake bahasa itu.
    nah, itu juga setuju, jadi diri sendiri, jangan jadi/ngikutin orang lain hanya karena supa "wah" hehe

    ReplyDelete
  4. betul sekali, jadilah diri sendiri. Saya kalau bicara biasanya menggunakan bahasa gaul, tapi kalau menyangkut tulisan saya lebih nyaman menjadi diri sendiri, tidak perlu ikut-ikutan orang lain, anti mainstream. Saya juga memikirkan tulisan EYD, karena saya cinta bahasa Indonesia, buat apa bahasa Indonesia yang sudah bagus, dirusak dengan bahasa gaul atau bahasa alay, yang bisa bikin sakit mata.

    Saya juga memikirkan bahwa tulisan kita pasti tidak hanya dibaca oleh orang Indonesia. Terkadang orang luar negeri pun bisa membaca blog kita. Kalau dia tidak paham, tentunya dia akan menggunakan alat penerjemah. Kalau tulisan kita menggunakan bahasa gaul, nanti dia tidak bisa mengerti apa yang kita tulis. Saya juga suka kucing :)

    ReplyDelete
  5. ngena nih,haha... bolehlah,passion orang kan beda-beda (y)

    ReplyDelete
  6. Sebenarnya aku malu ngeblog, ya itu tata bahasa masih kacau . Jauh dari sempurna bahasanya, masih terbolak balik. Seandainya ditranslete pasti akan lebih kacau. Dijamin pembaca akan bingung untuk memahami apa yang ingin aku sampaikan.

    ReplyDelete
  7. Wah baru tau ada yang nulis begitu... sah-sah saja kita mau menggunakan yang mana... itu yang mengatakan penggunaan "saya " kaku juga hanya mengemukakan pendapatnya saja, dari dulu saya setia menggunakan "saya" di blog, beberapa hari yang lalu ada teman-teman yang bertanya(semacam survei) tentang penggunaan gue,saya,aku, dll.. kebanyakan menjawab saya..

    ReplyDelete
  8. setuju, menulis memang harus menjadi diri sendiri... :)

    ReplyDelete
  9. bahasa sehari-hari pake bahasa sunda.. jadi kalau nulis di blog pake bahasa indonesia, gak konsisten kadang saya, aku, dan gue.. yang paling enak sih "saya"

    ReplyDelete
  10. jangan pernah takut gagal harus tetep optimis yah

    ReplyDelete
  11. Bener tuhh, jd diri sendiri, klo saya sih lebih nyamannya nulis di blog pake "gue" krna mencerminkan diri sndiri banget.. atau enggak "aku", tp klo komen ya trgantung, hehee..

    Emang sih, saya akui klo pake "gue" itu emg bahasanya jd suka ngawur. Wkwk.. Kadang saya ngimbangin pake "aku" biar lebih baku (biarpun sdikit) Pengennya sih bisa seimbang duaduanya, baku dan gak baku.. Hehe..

    ReplyDelete
  12. sebenarnya saya tidak suka orang yang sok-sok pake lu/gue,
    tapi gue harus bagaimana lagi ?
    :v :v :v

    ReplyDelete
  13. Nah! Setuju banget, dy. Saya juga dulu pengen nulis tentang ini. Ketika orang luar ibukota seperti dimentahkan dan dianggap tidak gaul, rasanya gatal pengen curcol juga... haha.

    TFS. Saya share yaa ^^

    ReplyDelete
  14. selain jadi diri sendiri, hendaknya apa yang kita tulis itu berasal dari ide kita sendiri ya mas #Original :D

    ReplyDelete
  15. saya juga pake bahasa se enaknya sayah aja kang. kadang campur dengan bahasa daerah. itumah enak - enaknya aja. yang pasti lebih sehati lebih paslah kang.

    ReplyDelete
  16. Kalo di blogku sih lebih menyebut "aku" daripada "saya" kalo saya kesannya formal, jadinya ya kaku gitu. Mau pakai "lo-gua" nggak biasa ngomong itu bukan orang Jakarta soalnya.

    Jadi diri sendiri aja dan senyamannya mau pakai saya kah, aku kah, gua kah. Lagian blognya sendiri kan? Dan semua alasan diatas aku setuju.. :D

    ReplyDelete
  17. Saya juga memakai bahasa "saya, aku, kamu" mungkin krn blog saya berisikan cerita, jarang tentang curhatan jadi memakai bahasa yang formal. Tapi kalau setiap komen di blog teman juga tetap menggunakan kata "saya" karena tidak terbiasa menggunakan bahasa gaul. Dan di bog saya juga biar bukan cerita tetap menngunakan bahasa formal....

    ReplyDelete
  18. setuju banget mas aldy, saya dulu juga sempat mau makai gaya bahasa gaul jakarte, tapi berhubung kagak terlalu fasih en seperti sebagian alesan yang diatas, ya saya gunakan bahasa Indonesia yang baik mudah2n benar... :)

    ReplyDelete
  19. setujuuuuuu..... mesti nyaman dulu dengan yang ada ama diri kita sendiri, yg laen bakalan nyusul ntar, seeeeppppp ^^V

    ReplyDelete
  20. kalo saya sih di blog khusus buat informasi kesehatan pasti pake bahasa yang formal maksdnya bahasa yang memang orang lain juga mengerti, tapi kalo untuk curhatan sendiri biasa saya pake kata aku saya kamu dia, ga pernah pake kata gue lu karena saya asli blasteran jasun alias jawa sunda hehe

    ReplyDelete
  21. Menulis itu gimana nyamannya lu, Bro. :)
    Kalo emang nyaman sama kata 'saya', ya udah terusin! Nggak usah peduliin apa kata orang. Hehehe.

    Jangan sampe kehilangan ciri khas. Mangats! :D

    ReplyDelete
  22. kalau pemakaian lu - gue, terserah yang punya blog sih, ya senyamannya aja gimana :)))

    ReplyDelete
  23. Saya kayaknya orang yang labil gan.

    dipostingan pasti make kata "saya" atau nggak "aku"
    Nah pas komen, kadang pake ane, gue, aku dan saya.

    labil banget ya

    ReplyDelete
  24. Masih dalam proses pencarian untuk yang satu ini. Sampai sekarang belum menemukan genre yang pas dengan pribadi saya dan untuk sementara berkutat di genre gado-gado aja dulu.

    ReplyDelete