Beberapa bulan yang lalu teman saya bercerita tentang dirinya yang merasa sampah dan terjebak akan keadannya . Satu hal yang saya kaget akan hal itu ialah teman saya ini adalah seorang yang tampak dari luar terlihat sebagai orang yang biasa-biasa saja dan tak memiliki banyak masalah. Tapi di balik itu ada banyak hal terpendam yang membuat ia tak bisa lepas dan melupakan hal itu. Sampai-sampai ia sembari dengan nada bercanda berseloroh “mauka kurasa bunuh diri”. Yaa walaupun itu cuma bercanda sih, tapi kata bunuh diri bahkan sempat terlintas padanya ketika menghadapi masalahnya adalah hal yang teramat berbahaya.
Masalah teman saya ini adalah pembelajaran yang baik akan istilah gagal move on. Istilah yang sebenarnya tak cukup saja disematkan perihal cinta saja. Bukankah terjebak pada masalah hidup yang itu-itu saja juga pantas kita sebut adalah kegagalan untuk move on.
Senyum dan Nikmatilah
Teman saya ini adalah satu dari banyaknya orang yang terjebak pada keadaan yang sama. Maka kata pertama yang ingin saya berikan ke teman-teman yang berada pada fase ini “Senyum dan nikmatilah”.
Bukankah hidup ini dicipta dengan berpasangan. Kiri dan kanan, hitam dan putih, tinggi dan rendah. Lalu kenapa kita tak percaya jika akan ada kemudahan setelah kesulitan? Tak peduli seberapa besar masalah itu, pasti kita akan berada di fase sebaliknya yang sudah Tuhan janjikan.
Mengikuti Arus
Tidak peduli berbagai hal yang telah kita siapkan, seberapa banyak struktur yang telah kita atur dalam hidup kita, pasti akan ada banyak hal yang tak kuasa kita kendalikan dan jika kita biarkan dan terjebak akan hal itu maka akan berujung pada kemarahan, frustasi hingga menyalahkan diri.
Jawaban sederhana; belajar mengikuti arus.
Menerima segala yang terjadi dan menganggapnya sebagai hal lumrah dari alur kehidupan. Menerima kenyataan bahwa itu adalah entitas hidup yang memang harusnya terjadi.
Keep Moving
Tanggal terus berganti, hari terus berulang, hidup terus bergerak dan meninggalkan hari ini menuju hari selanjutnya. Lantas mengapa kita tidak bergerak dan meninggalkan apa yang telah membelenggu kita. Bukankah seseorang yang suka menghidupkan hal-hal yang tidak menyenangkan dari masa lalu adalah dia yang tidak berniat untuk menikmati kebahagiaannya di masa depan.
Percayalah bahwa kebahagiaan itu ada di depan dan sedang menunggu kita songsong. Percayalah keberhasilan itu tak pernah lelah menunggu kita untuk mewujudkannya. Matthiar Schmeltz berujar pada sebuah buku yang pernah saya baca makin besar masalah yang kamu hadapi, makin besar peluang yang kamu miliki.
Maka teruslah bergerak kawan!
Masalah teman saya ini adalah pembelajaran yang baik akan istilah gagal move on. Istilah yang sebenarnya tak cukup saja disematkan perihal cinta saja. Bukankah terjebak pada masalah hidup yang itu-itu saja juga pantas kita sebut adalah kegagalan untuk move on.
Senyum dan Nikmatilah
Teman saya ini adalah satu dari banyaknya orang yang terjebak pada keadaan yang sama. Maka kata pertama yang ingin saya berikan ke teman-teman yang berada pada fase ini “Senyum dan nikmatilah”.
Bukankah hidup ini dicipta dengan berpasangan. Kiri dan kanan, hitam dan putih, tinggi dan rendah. Lalu kenapa kita tak percaya jika akan ada kemudahan setelah kesulitan? Tak peduli seberapa besar masalah itu, pasti kita akan berada di fase sebaliknya yang sudah Tuhan janjikan.
Mengikuti Arus
Tidak peduli berbagai hal yang telah kita siapkan, seberapa banyak struktur yang telah kita atur dalam hidup kita, pasti akan ada banyak hal yang tak kuasa kita kendalikan dan jika kita biarkan dan terjebak akan hal itu maka akan berujung pada kemarahan, frustasi hingga menyalahkan diri.
Jawaban sederhana; belajar mengikuti arus.
Menerima segala yang terjadi dan menganggapnya sebagai hal lumrah dari alur kehidupan. Menerima kenyataan bahwa itu adalah entitas hidup yang memang harusnya terjadi.
Keep Moving
Tanggal terus berganti, hari terus berulang, hidup terus bergerak dan meninggalkan hari ini menuju hari selanjutnya. Lantas mengapa kita tidak bergerak dan meninggalkan apa yang telah membelenggu kita. Bukankah seseorang yang suka menghidupkan hal-hal yang tidak menyenangkan dari masa lalu adalah dia yang tidak berniat untuk menikmati kebahagiaannya di masa depan.
Percayalah bahwa kebahagiaan itu ada di depan dan sedang menunggu kita songsong. Percayalah keberhasilan itu tak pernah lelah menunggu kita untuk mewujudkannya. Matthiar Schmeltz berujar pada sebuah buku yang pernah saya baca makin besar masalah yang kamu hadapi, makin besar peluang yang kamu miliki.
Maka teruslah bergerak kawan!