Menghijrakan “Niat” menjadi “Tekad”

by - Thursday, August 13, 2015




Dia yang dinanti, belum kunjung mendekat? Mungkin engkau baru sebatas niat, belum bertekad. Coba bandingkan dua kalimat ini “Aku berniat menikah” dengan “Aku bertekad menikah”. Kalau dirasa-rasa, ada komitmen yang berbeda antara kalimat pertama dengan kedua. Kalimat kedua punya komitmen yang kuat, karena sudah bertekad. Kalimat kedua, baru sekadar niat.

Lalu yang manakah dirimu sekarang? Kalau baru sekadar niat, mungkin itulah sebabnya Allah SWT belum menjawab pintamu untuk segera dikirimkan jodoh. Walaupun antara tekad dan niat itu saling berhubungan. Tekad berawal dari niat yang begitu kuat. Niat yang teramat kuat, melahirkan tekad yang mendorongmu untuk segera berbuat.

Tapi tunggu dulu, sebelum jauh engkau berniat dan bertekad, tanyakan dulu: Sudah benarkah niat dan tekad untuk menikah? Jangan sampai niat dan tekad untuk menikah, belum berdiri kokoh diatas pondasi keimanan. Jangan-jangan engkau ingin segera menikah karena tak enak mendengar sindiran “Sudah usia segini, kok belum nikah?” Atau niatmu menikah hanya karena tersinggung, soalnya teman sering berkata, “Aktivis dakwah ko takut nikah. Katanya mau jihad (perang) nikah saja takut. Apa kata dunia?” Pun niat nikah itu muncul karena tertantang, karena ada akhwat (wanita) yang jadi rebutan. Bertekad menikahinya, biar nanti bisa dengan bangga berkata, “Nih lihat aku, berhasil mendaat yang kalian perebutkan”

Ayo tanyakan pada diri masing-masing. Adakah niat-niat seperti itu mengotori hatimu? Kalau ada, mungkin tiu sebabnya Allah menangguhkan jodoh untukmu. Jangan dulu diberi karena niatnya belumlah suci.

Niat yang tidak bersih, juga pernah terjadi di masa Rasulullah. Saat hijrah terjadi, peristiwa yang menyejarah menjadi penyaring antara yang istiqomah dengan yang munafik. Ternyata masih ada lelaki penyusup, berhijrah bukan karena Allah. Namun karena sebab di Madinah ada wanita yang diidam-idamkan. Lelaki itu berhijrah, lelaki itu berhijrah karena berniat menikahi Ummu Qais.” Karena tingkahnya itu, ia dijuluki “Muhajir Ummu Qais. Adakah Muhajir Ummu Qais di abad-abad sekarang? Banyak

Tersebab kelakuan Muhajir Ummu Qais ini, keluarlah dari lisan Rasulullah, “Ina a’malu binniah…” sebuah hadits yang teramat mahsyur. Sering dikutip para ulama dalam menulis berbagai karyanya. Pun kita, sering pula mengutipnya. Tapi hanya diawalnya saja. Padahal haditsnya cukup panjang juga mengandung banyak makna.

“Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Khattab r.a, beliau berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah pernah bersabda “Segala amal itu tergantung niatnya dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Dan barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah kepada kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrah itu kepada apa yang ditunjunya” [HR. Bukhari-Muslim]

Indah sekali hadits Rasulullah itu. Di akhirnya ada kalimat terbuka yang memberikan harapan, bahwa niat itu bisa saja diperbaiki. Tidak ada kata terlanjur. Coba cermati terjemahan haditsnya, Barangsiapa yang hijrah karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrah itu kepada apa yang ditujunya. Rasulullah tidak berkata “Barangsiapa yang hijrah karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrah itu kepada kesenangan dunia dan wanita yang akan dikawininya”


Jika di awala niat menikah ingin mendapatkan pengakuan, tapi pertengahan jalan niat itu berubah menjadi niat “menikah karena Allah” maka engkau akan mendapatkan apa yang dituju sekarang, bukan yang lalu. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaharui dan memperbaiki niat. Dari niat yang suci itu, bangunlah tekad yang membara, untuk segera mengakhiri kesendirian. Mencukupkan masa penantian, tamatkanlah status bujang, karena Allah. Buukan yang lain.

You May Also Like

18 comments

  1. Nice share.. selama ini memang kita hanya tau hadist itu awalnya saja..
    Kuatkan tekad^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, selalu saja hanya potongannya, jika diungkapkan

      Delete
  2. tekad yang kuat menghasilkan hasil yang hebat., nice post sob., :)

    ReplyDelete
  3. segala perbuatan dan usaha dengan tekad yang kuat tulus dan jelas akan mendapat hasil yang maksimal pula

    ReplyDelete
  4. Sungguh pencerahan yang patut untuk diterapkan. Ah... ternyata aku perlu menata baik-baik niat dan tekad dalam diriku sebelum melangkah lebih jauh lagi.

    ReplyDelete
  5. Paling suka sama paragraf terakhir... Menikah karena Allah. Benar kok, apapun niat kita jika ditujukan karena Allah pasti hasilnya jg baik. Begitupula soal menikah. Tapi niat saja tdk cukup. Hrs dilandasi tekat yg kuat dan usaha yg nyata ;)

    ReplyDelete
  6. jadi ini garis besarnya tentang jodoh... tapi ngga menutup kmungkinan ini bisa dipake buat hal lain kaya karir dan pendidikan dan lain lain.. iya kan?

    kalo soal jodoh... gue dulu sering diceramahi gini sama kolot... "jodoh mah gampang... kamu kejar aja penciptanya.. baru nanti ciptaannya bakal nyamperin" kira2 gitu... dan ngga bermaksud sombong... it works!

    gue baru tau sama hadist itu.. (haduh kemana aja ya)

    dan hadis itu bener2 nge hit gue barusan.. serius. thank you ya

    ReplyDelete
  7. berat eut pembahasannya, bawa bawa jodoh haha

    Emang bener sih, harus ada tekad dulu. Gimna Allah mau ngsih jodoh kalo kitanya kayak setengah setengah buat nikah

    ReplyDelete
  8. Ini pelajaran buat orang-orang yang mau menikah. Jangan menikah karena status yang didapati, tapi menikahlah karena Allah.

    kalo gue sih, bertekad masuk PTN. (Masih anak sekolah soalnya)...

    ReplyDelete
  9. Tapi ini bisa digunakan untuk sesuatu yang lain kan? Kalau saat ini belum niat menikah, gila aja kalau sudah niat menikah mau dikasih apa anak istri nanti.

    Sesungguhnya sesuatu yang diawali niat yang baik pasti akan baik kan hasilnya? Bener nggak?

    ReplyDelete
  10. Iya, ini bisa dipakai yang lain kok. Cuma karena ini kanal atau rubrik #Istana Cinta di blog ane. Jadi bahasnya ttg cinta. Agan bisa lihat artikel yg lain di label #Istana Cinta.

    ReplyDelete
  11. Bedanya niat sama tekad. Iya juga ya. :)

    ReplyDelete
  12. sebelumnya salam kenal ya, saya baru mampir ke blog ini nih...kalau mampir balik follow balik ya...

    kalau baca nih blog serasa ngaji aja...btw, elo anak rohis ya waktu sekolah atau elo itu santri? yang pasti dari beberapa tulisanmu memperlihatkan bahwa kamu aktivif dakwah. yang penting dakwah itu mengajak, bukan memaksa.

    ReplyDelete
  13. Walaupun dbilang masih lama untuk menikah, gw akan inget pesan ini. Lebih berkomitmen tekad daripada niat. Walaupun beberapa dari tekad berawal dari niat. Keren bor

    ReplyDelete
  14. Semoga yang sudah berniat menikah...dikuatkan tekad didalam hatinya dan dipertemukan dengan jodoh terbaik..�� aamiin

    ReplyDelete
  15. tulisannya bermanfaat sekali

    untuk soal niat kayaknya saya belum punya niatan seperti it8u ataupun tekad kuat buat nikah. Karena emang merasa belum siap. Untuk sekarang memang gk terlalu peduli sih sama omongan orang yang nanya kapan mau nikah. entah kalau nanti.

    ya semoga aja allah langsung yang ngasih jodoh jadi biar berkah juga nantinya

    ReplyDelete
  16. Wah kalo ngomongin nikah aku belom ada niat sob umur masih terlalu muda (menurutku) biarpun temen2 udh pada nikah aku masih seneng kek sekarang aja: belajar, tidur, makan ga mikir ngidupin anak orang...

    ReplyDelete
  17. terimakasih sharingya
    jadi ingin memperkuat tekad saya :)

    ReplyDelete