Kisah Unik Penurunan Bulusaraung

by - Monday, June 01, 2015

Assalamu’alaykum kawan. Kali ini saya ingin melanjutkan kisah pendakian bulusaraung  yang pernah saya ungkapkan pada blog ini. Bagi yang belum membacanya silakan kunjungi 

Lanjutan dari kisah ini yakni cerita dimana kami turun gunung. Banyak hal yang unik dan direkam kala itu. Ada beberapa yang termaktub dalam kalbu, dan beberapa sekedar lewat di pikiran.

Dokumentasi Sebelum Turun Gunung

Ketika kami turun dari puncak ke pos 9, kemi rehat sejenak mengambil beberapa asupan cairan di mata air. Sempat beberapa foto kami abadikan



Rombongan IKRAMULLA
Dari Ujung Kiri (Ikram, Fathul, Ahmad, Yogi, Kak Muin, Saya, Dayat, dan Ipul


Ketemu Rombongan LDK UIN Alauddin
Hal yang masih ada di ingatan, ketika kami hampir saja meninggalkan jejak di pos 9 untuk turun, namun ketika itu ada rombongan dari LDK UIN Alauddin yang juga ikut mendaki. Mereka baru saja sampai d pos 9. Jumlah mereka kira-kira 50-an orang.
Yang Ditengah Berbaju Orange merupakan salah satu rombongan LDK UIN Alauddin. Begitupun yang dibelakang.


Berfoto di POS 8
Selain di puncak (pos 10) pemandangan indah juga terpampang pada pos 08. Hal itu membuat kami merelakan waktu sebentar untuk lagi-lagi merekam memori bergambar yang nantinya dapat kami ingat di masa depan.


Menuruni Gunung dengan  Parkour
Seakan jadi ninja, menuruni gunung dengan kecepatan yang lebih cepat dari mendaki, melompat-lompat, sesekali bergelayut pada ranting dan batang pohon.  Bahkan sempat tersosor jatuh dan hampir terpeleset ke tanah yang tinggi ke rendah, tingginya kira-kira 7 meter. Membuat sepatu lecet parah akibat nge-rem berkali-kali.

Sampai Ke  Pos 0
Akhirnya kami sampai pada pos 0 tepatnya sebelum Dhuhur, cerita itu masih ada. Kami membersihkan pakaian, sepatu, dan peralatan lainnya dan bersiap untuk pulang.

Perjalanan Pulang: Ngantuk Berat, Kendaraan Berjalan Lambat
Kali ini saya pulang bersama kawan saya Fathul, Kami berdua diduga kena gejala ngantuk berat, hal itu membuat kami pulang menuruni jalanan berkelok, miring dan curam dengan dan sangat hati-hati. Kami ketinggalan jauh dari kawan kami yang mendahului kami. Padahal saya dan Fathul duluan berangkat dibandingkan mereka. Sesekali singgah pada penjual untuk mengemil, dan rumah-rumah kayu kecil tak berdinding. Untuk mengistirahatkan badan.  Maklum, seperti yang saya ceritakan pada sepotong episode sebelumnya, kami berangkat dini hari untuk mendaki dan tidak tidur sama sekali sampai perjalanan pulang. Hal itu membuat mata kita senantiasa mengejap, dan pikiran kita seakan lelah.

Mengira Salah Jalan
Karena kami begitu lambat, membuat kami ditinggalkan jauh oleh teman kami. Mungkin karena ngantuk berat yang melanda. Kamipun mengira salah jalan. Padahal jalanannya lurus, tak pernah ada belokan sama sekali. Entah pikiran apa yang merasuki kami, kamipun akhirnya putar balik dan bertanya kepada salah satu penduduk sekitar. Pas ditanya, eh penduduk itu malah menertawai kami. Ia menunjukkan bahwa jalanan ini lurus terus, tak ada belokan sama sekali.

Karena rasa ngantuk yang berat, kamipun ingin cepat sampai ke tujuan untuk menikmati kasur empuk. Hal itu membuat kami mengira tidak sampai-sampai karena terlalu perjalanannya. Padahal kami sendirilah yang tidak sabar untuk sampai.

Tidur Sambil Naik Motor
Fathul yang mengendarai motor dan saya yang dibonceng, begitu dilanda rasa “Bobo’  Mania”. Ngantuk ini begitu tak tertahankan lagi, sehingga  puluhan kali, kami tertidur dan motor tetap berjalan. Walaupun tidurnya hanya kisaran detik. Sempat beberapa kali Fathul tertidur dan saya yang dibelakangnya juga tertidur, dan motopun hampir menabrak kendaraan lain.

Sampai “Bobo Mania” terlama sempat terjadi ketika kita hampir sampai  ditujuan. Saya yang sudah tak tahan lagi, memutuska untuk merilekskan diri, begitupun Fathul. Tanpa piker panjang ia juga terpaksa tertidur. Dan kamipun tertidur. Kisaran semenit menurut perhitungan saya. Kenapa saya yakin soalnya mimpi sudah mulai muncul pada “Bobo Mania” saya saat itu. 

Motorpun tetap berjalan lurus dan konstan. Tiba-tiba saya terbangun karena merasa terusik dengan badan yang semakin lama semakin miring ke samping. Seketika mata ini terbuka, terlihat kendaraan ini berbelok kea rah kiri dan ingin menabrak mobil truk yang terparkir di pinggi jalan. Seketika itu saya membangunkan Fathul,beruntungnya ia kaget dan menggoyangkan kemudi ke arah kanan. Baju ini menyerempet mobil truk itu. Hampir saja kami mengalami kecelakaan konyol. Alhamdulillah Allah masih menyelamatkan kami. Untungnya sebelum pulang, saya membaca doa dulu sehingga keselamatan kami selama perjalanan masih dijaga olehNya.

Karena kejadian  itu, kami akhirnya memutuskan untuk singgah di penjual untuk menelan minuman pembangkit stamina seperti mijon, dan small cola (Merek disensor).

Inilah sosok Fathul Muin Said. Gambar ini diambil ketika ia menggigil kedinginan di puncak

Sampai Di Sekolah
Saya memang merencanakan untuk tidak langsung ke rumah, barang-barang saya (laptop, dll) saya simpan di sekolah. Jadi saya memutuskan untuk singgah di sekolah. Fathul yang tidak punya urusan lagi di sekolah melanjutkan perjalanan pulangnya, semoga ia tidak dilanda “Bobo Mania” lagi.

Ada kejadian aneh, sesampai saya di sekolah, sayapun segera ke mushollah. Ternyata teman saya Dayat dan Ahmad sudah sampai terlebih dahulu. Tibanyasaya sampai di depan musholla, saya melihat Dayat sedang tertidur dengan setengah badan berada di dalam musholla dan pinggang sampai kakinya berada di luar. Saya  membayangkan ketika sampai di sekolah ia Nampak seperti orang yang mabuk dan tak mempedulikan lagi dimana ia tertidur. Itu akibat ia terkena “Bobo Mania”

Saya yang sudah  minum small Cola (sensor produk) masih mempunyi sedikit tenaga dan memutuskan untuk menunda tidur untuk shalat Dhuhur terlebih dahulu. Setelah shalat, ternyata “Bobo Mania” kembali melanda saya dan akhirnya terbangun kembali disaat ashar bersama Dayat dan Ahmad.


Itulah kisah saya ketika pulang dari pendakian Bulusaraung, semoga kisah ini terdapat hikmah untuk pembaca. 

 orang yang paling cerdas adalah orang yang dapat menemukan hikmah pada setiap peristiwa   -Muh. Aldy Jabir-.

You May Also Like

5 comments

  1. Seru banget ih bisa camping terus naik-naik ke puncak gunung gitu bareng temen-temen :G

    ReplyDelete
  2. kenapa itu yg pake jaket lagi duduk dekt pohon,, kaya kedinginan gitu exspresinya, hehe

    ReplyDelete
  3. Wiih, kadi kepengen deh naik gunung kayak gitu :D kapan yaa aku bisa kesana :D *ngimpi dulu aja deh* hihihi :-bd :-d

    ReplyDelete