Assalamu’alaykum kawan. Kali ini saya ingin melanjutkan
kisah pendakian bulusaraung yang pernah
saya ungkapkan pada blog ini. Bagi yang belum membacanya silakan kunjungi
Lanjutan dari kisah ini yakni cerita dimana kami turun
gunung. Banyak hal yang unik dan direkam kala itu. Ada beberapa yang termaktub
dalam kalbu, dan beberapa sekedar lewat di pikiran.
Dokumentasi Sebelum
Turun Gunung
Ketika kami turun dari puncak ke pos 9, kemi rehat sejenak
mengambil beberapa asupan cairan di mata air. Sempat beberapa foto kami
abadikan
Rombongan IKRAMULLA Dari Ujung Kiri (Ikram, Fathul, Ahmad, Yogi, Kak Muin, Saya, Dayat, dan Ipul |
Ketemu Rombongan LDK
UIN Alauddin
Hal yang masih ada di ingatan, ketika kami hampir saja
meninggalkan jejak di pos 9 untuk turun, namun ketika itu ada rombongan dari
LDK UIN Alauddin yang juga ikut mendaki. Mereka baru saja sampai d pos 9.
Jumlah mereka kira-kira 50-an orang.
Yang Ditengah Berbaju Orange merupakan salah satu rombongan LDK UIN Alauddin. Begitupun yang dibelakang. |
Berfoto di POS 8
Selain di puncak (pos 10) pemandangan indah juga terpampang
pada pos 08. Hal itu membuat kami merelakan waktu sebentar untuk lagi-lagi
merekam memori bergambar yang nantinya dapat kami ingat di masa depan.
Menuruni Gunung dengan
Parkour
Seakan jadi ninja, menuruni gunung dengan kecepatan yang
lebih cepat dari mendaki, melompat-lompat, sesekali bergelayut pada ranting dan
batang pohon. Bahkan sempat tersosor
jatuh dan hampir terpeleset ke tanah yang tinggi ke rendah, tingginya kira-kira
7 meter. Membuat sepatu lecet parah akibat nge-rem berkali-kali.
Sampai Ke Pos 0
Akhirnya kami sampai pada pos 0 tepatnya sebelum Dhuhur,
cerita itu masih ada. Kami membersihkan pakaian, sepatu, dan peralatan lainnya
dan bersiap untuk pulang.
Perjalanan Pulang:
Ngantuk Berat, Kendaraan Berjalan Lambat
Kali ini saya pulang bersama kawan saya Fathul, Kami berdua
diduga kena gejala ngantuk berat, hal itu membuat kami pulang menuruni jalanan
berkelok, miring dan curam dengan dan sangat hati-hati. Kami ketinggalan jauh
dari kawan kami yang mendahului kami. Padahal saya dan Fathul duluan berangkat
dibandingkan mereka. Sesekali singgah pada penjual untuk mengemil, dan
rumah-rumah kayu kecil tak berdinding. Untuk mengistirahatkan badan. Maklum, seperti yang saya ceritakan pada
sepotong episode sebelumnya, kami berangkat dini hari untuk mendaki dan tidak
tidur sama sekali sampai perjalanan pulang. Hal itu membuat mata kita
senantiasa mengejap, dan pikiran kita seakan lelah.
Mengira Salah Jalan
Karena kami begitu lambat, membuat kami ditinggalkan jauh
oleh teman kami. Mungkin karena ngantuk berat yang melanda. Kamipun mengira
salah jalan. Padahal jalanannya lurus, tak pernah ada belokan sama sekali.
Entah pikiran apa yang merasuki kami, kamipun akhirnya putar balik dan bertanya
kepada salah satu penduduk sekitar. Pas ditanya, eh penduduk itu malah
menertawai kami. Ia menunjukkan bahwa jalanan ini lurus terus, tak ada belokan
sama sekali.
Karena rasa ngantuk yang berat, kamipun ingin cepat sampai
ke tujuan untuk menikmati kasur empuk. Hal itu membuat kami mengira tidak
sampai-sampai karena terlalu perjalanannya. Padahal kami sendirilah yang tidak
sabar untuk sampai.
Tidur Sambil Naik
Motor
Fathul yang mengendarai motor dan saya yang dibonceng,
begitu dilanda rasa “Bobo’ Mania”.
Ngantuk ini begitu tak tertahankan lagi, sehingga puluhan kali, kami tertidur dan motor tetap
berjalan. Walaupun tidurnya hanya kisaran detik. Sempat beberapa kali Fathul
tertidur dan saya yang dibelakangnya juga tertidur, dan motopun hampir menabrak
kendaraan lain.
Sampai “Bobo Mania” terlama sempat terjadi ketika kita
hampir sampai ditujuan. Saya yang sudah
tak tahan lagi, memutuska untuk merilekskan diri, begitupun Fathul. Tanpa piker
panjang ia juga terpaksa tertidur. Dan kamipun tertidur. Kisaran semenit
menurut perhitungan saya. Kenapa saya yakin soalnya mimpi sudah mulai muncul
pada “Bobo Mania” saya saat itu.
Motorpun tetap berjalan lurus dan konstan.
Tiba-tiba saya terbangun karena merasa terusik dengan badan yang semakin lama
semakin miring ke samping. Seketika mata ini terbuka, terlihat kendaraan ini
berbelok kea rah kiri dan ingin menabrak mobil truk yang terparkir di pinggi
jalan. Seketika itu saya membangunkan Fathul,beruntungnya ia kaget dan
menggoyangkan kemudi ke arah kanan. Baju ini menyerempet mobil truk itu. Hampir
saja kami mengalami kecelakaan konyol. Alhamdulillah Allah masih menyelamatkan
kami. Untungnya sebelum pulang, saya membaca doa dulu sehingga keselamatan kami
selama perjalanan masih dijaga olehNya.
Karena kejadian itu,
kami akhirnya memutuskan untuk singgah di penjual untuk menelan minuman
pembangkit stamina seperti mijon, dan small cola (Merek disensor).
Inilah sosok Fathul Muin Said. Gambar ini diambil ketika ia menggigil kedinginan di puncak |
Sampai Di Sekolah
Saya memang merencanakan untuk tidak langsung ke rumah,
barang-barang saya (laptop, dll) saya simpan di sekolah. Jadi saya memutuskan
untuk singgah di sekolah. Fathul yang tidak punya urusan lagi di sekolah
melanjutkan perjalanan pulangnya, semoga ia tidak dilanda “Bobo Mania” lagi.
Ada kejadian aneh, sesampai saya di sekolah, sayapun segera
ke mushollah. Ternyata teman saya Dayat dan Ahmad sudah sampai terlebih dahulu.
Tibanyasaya sampai di depan musholla, saya melihat Dayat sedang tertidur dengan
setengah badan berada di dalam musholla dan pinggang sampai kakinya berada di
luar. Saya membayangkan ketika sampai di
sekolah ia Nampak seperti orang yang mabuk dan tak mempedulikan lagi dimana ia
tertidur. Itu akibat ia terkena “Bobo Mania”
Saya yang sudah minum
small Cola (sensor produk) masih mempunyi sedikit tenaga dan memutuskan untuk
menunda tidur untuk shalat Dhuhur terlebih dahulu. Setelah shalat, ternyata “Bobo
Mania” kembali melanda saya dan akhirnya terbangun kembali disaat ashar bersama
Dayat dan Ahmad.
Itulah kisah saya ketika pulang dari pendakian Bulusaraung,
semoga kisah ini terdapat hikmah untuk pembaca.
orang yang paling cerdas adalah orang yang dapat menemukan hikmah pada setiap peristiwa -Muh. Aldy Jabir-.
5 comments
wah seru ya
ReplyDeleteKebersamaan itu indah gaes :)
ReplyDeleteSeru banget ih bisa camping terus naik-naik ke puncak gunung gitu bareng temen-temen :G
ReplyDeletekenapa itu yg pake jaket lagi duduk dekt pohon,, kaya kedinginan gitu exspresinya, hehe
ReplyDeleteWiih, kadi kepengen deh naik gunung kayak gitu :D kapan yaa aku bisa kesana :D *ngimpi dulu aja deh* hihihi :-bd :-d
ReplyDelete