Disekap Ilmu [PUISI]
-Untuk ALC
Bila kita telah bertemu. Hidup ini takkan ada duka. Takkan ada
selimut lara, yang bisa merasuk gerak jiwa. Matahari terkejut melihat kita.
Bulan terpanah mendengar kita. Dan bintangpun kesiap menilik kita. Jamuan
ilmumu yang aneka macam seperti cakrabirawa. Memfatrikan dengan din membuat
ilmu terasa lengkap. “Sebuah bimbingan haruslah penuh cinta dan realita” Kataku
dalam ruangan senyap. “Sebuah Bimbingan haruslah penuh dengan segala aspek”
Kataku lagi sembari bersandar di bangku kelas.
Suara industri mulai bising. Indonesia hujan. Kendaraan
bersahutan. Jalanan menggeliat. Rumah-rumah saling bercekcok. Asap rokok
menusuk hutan. Seekor kera menari diatas atap gedung 82 lantai dan mengintai
remaja-remaja tawuran. Namun kamu tetap kokoh dalam pendirian. Tetap membawa
aura kemenangan. Aura cinta dan penghapus risau.
“Assalamualaikum” Teriakmu dari jarak 100 meter dari kami. Kami
yang telah letih dan lesuh membawa buku. Mendengar suaramu, kami pun kembali
bersemangat menjunjung buku. Wajah kami yang tadinya masam. Kembali bersahaja
melihat dirimu.
“Kami butuh disekap ilmu” Imbuhku dari Jarak kejauhan.
Maros, 8 Maret 2014
22.08 WITA

0 comments