Disekap Ilmu [PUISI]

by - Friday, May 30, 2014





-Untuk ALC

Bila kita telah bertemu. Hidup ini takkan ada duka. Takkan ada selimut lara, yang bisa merasuk gerak jiwa. Matahari terkejut melihat kita. Bulan terpanah mendengar kita. Dan bintangpun kesiap menilik kita. Jamuan ilmumu yang aneka macam seperti cakrabirawa. Memfatrikan dengan din  membuat ilmu terasa lengkap. “Sebuah bimbingan haruslah penuh cinta dan realita” Kataku dalam ruangan senyap. “Sebuah Bimbingan haruslah penuh dengan segala aspek” Kataku lagi sembari bersandar di bangku kelas.


Suara industri mulai bising. Indonesia hujan. Kendaraan bersahutan. Jalanan menggeliat. Rumah-rumah saling bercekcok. Asap rokok menusuk hutan. Seekor kera menari diatas atap gedung 82 lantai dan mengintai remaja-remaja tawuran. Namun kamu tetap kokoh dalam pendirian. Tetap membawa aura kemenangan. Aura cinta dan penghapus risau.

“Assalamualaikum” Teriakmu dari jarak 100 meter dari kami. Kami yang telah letih dan lesuh membawa buku. Mendengar suaramu, kami pun kembali bersemangat menjunjung buku. Wajah kami yang tadinya masam. Kembali bersahaja melihat dirimu.
“Kami butuh disekap ilmu” Imbuhku dari Jarak kejauhan.

Maros, 8 Maret 2014
22.08 WITA


You May Also Like

0 comments