Cukup Dua Bait Saja Untuk SMANSA [PUISI]
Mencari damai di sekitar ara sembari meniup daun lontar bersama
debu kenangan yang tertinggal di akar akasia. Ku berjalan perlahan melewati
ruangan kelas demi mengamati kehidupan rohani yang akan menandai
satu persatu sajak cinta di SMANSA. Ketukan sepatu terdengar bahak di
lantai atas sekolah untuk mencari sejuta rasa di SMANSA. Tawa lepas di pintu
kelas meluapkan kama yang berbunyi desau di halaman SMANSA. Terdengar suara riuh
di kelas mendiskusikan sebuah kisah yang mereka suka, sesekali terjadi
percekcokan yang membuat berungut. Sesekali terjadi banyolan yang membuat
terbahak.
Di pelipir pohon nangka kugoreskan tanda kasih untuk mengenang
masa-masa indah yang pernah ku jajal di SMANSA. Ku tiup harmonika di sela-sela
malaka untuk menghilangkan sekelumit resah yang tiba-tiba muncul menusuk kalbu.
Ku tebar kasih di depan guru untuk meracik rindu yang fana. Ku simpan puisi
diantara lorong-lorong sekolah agar suatu saat nanti dapat kujadikan peluru
kenangan manis yang tersisih disini.
Cukup dua bait saja untuk SMANSA. Dua bait yang akan mengantarkan
kisah rumit yang terjadi disini. Dua bait yang akan mewakilkan rasa cinta
bertebar di sini. Satu sajak yang kini aku potong dua bagian untuk menuangkan
secangkir prestasi yang terjadi di sini.
Karya: Muh. Aldy Jabir
Maros, Kamis 9 Januari 2014 M / 7 Safar 1947 H
Pukul 15.00 WITA, Siang mendung

0 comments