Cukup Dua Bait Saja Untuk SMANSA [PUISI]

by - Friday, May 30, 2014



Mencari damai di sekitar ara sembari meniup daun lontar bersama debu kenangan yang tertinggal di akar akasia. Ku berjalan perlahan melewati ruangan kelas  demi mengamati kehidupan rohani yang akan menandai satu persatu sajak cinta di SMANSA. Ketukan sepatu terdengar bahak  di lantai atas sekolah untuk mencari sejuta rasa di SMANSA. Tawa lepas di pintu kelas meluapkan kama yang berbunyi desau di halaman SMANSA. Terdengar suara riuh di kelas mendiskusikan sebuah kisah yang mereka suka, sesekali terjadi percekcokan yang membuat berungut. Sesekali terjadi banyolan yang membuat terbahak.


Di pelipir pohon nangka kugoreskan tanda kasih untuk mengenang masa-masa indah yang pernah ku jajal di SMANSA. Ku tiup harmonika di sela-sela malaka untuk menghilangkan sekelumit resah yang tiba-tiba muncul menusuk kalbu. Ku tebar kasih di depan guru untuk meracik rindu yang fana. Ku simpan puisi diantara lorong-lorong sekolah agar suatu saat nanti dapat kujadikan peluru kenangan manis yang tersisih disini.

Cukup dua bait saja untuk SMANSA. Dua bait yang akan mengantarkan kisah rumit yang terjadi disini. Dua bait yang akan mewakilkan rasa cinta bertebar di sini. Satu sajak yang kini aku potong dua bagian untuk menuangkan secangkir prestasi yang terjadi di sini.

Karya: Muh. Aldy Jabir
Maros, Kamis 9 Januari 2014 M / 7 Safar 1947 H
Pukul 15.00 WITA, Siang mendung


You May Also Like

0 comments