Bila Cinta Meledak di Saat yang Tidak Tepat.

by - Thursday, June 25, 2015


Entah, kalian akan setuju denganku atau tidak. Cinta itu hadirnya seperti ledakan. Menggelegar dengan tegangan tinggi. Setelah itu akan menurun dan terus menurun. Jika tidak mampu menjaga, bukan mustahil akan menyentuh titik nol.

Saya sering melihat, dan beragam fenomena dunia. Di awal-awal bertautnya hati ada kemesraan yang begitu menyala-nyala. Pelan-pelan redup. Di awal pernikahan alangkah mesranya. Kemana-mana selalu berdua. Bahkan sapaanya sangat mesra "Sayangku..." aur pernikahtau "Cintaku...." tiap hari terdengar indah. Ketika umur pernikahan telah terbilanh tahun, semua yang mesra-mesra entah pergi ke mana. Ada yang berakhir tragis, padam. Jadi dari sini, wlaupun saya belum pernah mengalaminya saya berkesimpulan bahwa cinta itu datangnya di awal dalam rupa "Sebuah Ledakan".

Saat cinta datang meledak dan engkau telah siap segalanya tentu itu bukan masalah. Justru kalian akan lantang berteriak , "Ayo meledaklah sejadi-jadinya. Ledakanmu siap kubendung." Tapi bagaimana jika cinta meledak disaat yang tidak tepat? Meledak saat masa kuliah belum selesai. Meledak saat rumah masih menyatu dengan orang tua. Meledak saat pekerjaan masih tidak tetap. Meledak saat gaji masih "satu koma" (tanggal satu sudah koma). 

Kurang elok rasanya menganggap itu musibah, berprasangka sajalah kepada Allah SWT. sumber segala anugrah. Jika itu yang terjadi pada kalian, mungkin itulah satu cara Allah memberikanmu kejutan. Cinta meledak saat yang tak terduga. Sensasinya tentu tidak biasa. Untuk kasus ini saya tentu tak banyak bicara. Terlampau sedikit ilmu untuk mengurai ini. Tak ada pengealaman untuk menggaarkan seperti apa rasanya.

***
Jadi cukup kisah inilah yang akan menjawabnya. Kalian mungkin pernah mendengar kisah Julaib. Sahabat Rasulullah yang dimana penduduk bumi kadang acuh padanya, tapi segenap penduduk langit memuliakannya. Dari segi fisik ia tak bisa diandalkan. Masih jauh dikatakan berparas tampan menawan. Soal harta dia juga tidak berpunya. Teramat fakir. Pun dari segi keturunan, tidak ketahuan siapa orang tuanya. Namun Rasulullah menjulukinya "Al Qawwam". Orang-orang yang selalu berdiri. Sebab kebiasaannya selalu menghamba pada sepertiga malam terakhir. 

Terkisahlah tentang Julaib. Rasulullah datang memantik cinta yang awalnya tenang di hati Julaib, menjadi cinta yang meledak dan bergemuruh. Cinta itu meledak saat kondisi Julaib jauh dari kata layak

Rasulullah ingin menyatukannya dengan seorang gadis jelita, kaya raya. Juga dari keturunan terpandang. Zulfa namanya. Mendengar nama Julaib yang hendak menjadi menantu, orang tua Zulfa teramat ragu. Apalagi masa-masa terdahulu sudah banyak lelaki yang lebih sempurna mereka tolak. Walau orang tua tidak berkenan, dengarlah apa yang dikatakan Zulfa


"Duhai ayah dan Bunda, jika yang memilihkan jodohku adalah Rasulullah, adakah alasan Engkau untuk menolaknya? Pilihan Rasulullah tidak pernah salah" begitulah tutur Zulfa

***
Adakah diantara sohib-sohib pembaca yang mempunyai kisah dengan Julaib? Datangnya cinta disaat diri masih jauh dari kemapanan? Apalagi di  zaman sekarang. Kemapanan diukur dari seberapa besar penghasilanmu dalam sebulan. Bukan seberapa sering engkau tunaikan shalat malam. Atau seberapa tinggi tingkat kesolehan diri dan keterjagaan akhlak. Bukan itu, inilah resiko, hidup dalam sistem materialistis. Semua diukur dengan materi.

Kasus ini biasanya menjangkiti mereka yang masih belia namun ingin menjaga kemuliaan diri. Biasanya dari komunitas aktivis dakwah. Para pemuda yang sholeh dan sholehah. Insya Allah. Mereka berkutat untuk melawan opini umum, yang hanya memandang kesiapan untuk ukuran materi dan kedewasaan biologis. Mungkin secara umur biologis mereka masih muda. Juga dari segi materialistis mereka belu mapan, Tapi umur psikologis, mereka sudahlah cukup dewasa. Siap menanggung segala resiko yang mendera. Karena yakin bahwa Allah akan mengirimkan kemudahan, yang kita tidak pernah tahu dalam bentuk apa datangnya, kepada siapa yang ingin menjaga agama dan kehormatan dirinya.

Kalau kondisi ini sudah terjadi. Biasanya ada satu ayat pamungkas yang dihadirkan untuk memberi jawab atas segala keraguan.

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirii di antara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin maka Allah akan memampukan merekadengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas Pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui" Q.S An-Nur; 32

Jadi bila kondisi masih jauh untuk dikata layak (dari segi umur biologis, terutama kemampuan materi), lalu datang pertanyaan calon mertua, "Hendak Engkau beri makan apa anakku kelak? Sementara engkau tak berpenghasilan tetap?" An-Nur 32 adalah jawabnya. Bilang saja, "ada jaminan Allah tentang rejeki-Nya yang teramat luas." Ah sayangnya, dalam kungkungan sistem kapitalisme seperti sekarang, jawaban itu tidak familiar. Bahan dianggap tidak realistis. Dianggap sebagai jawaban dari mereka yang bermental kalah. Bisa engkau rasakan sendiri, bagaimana sulitnya menjelaskan janji Allah di tengah kehidupan dan pola pikir tidak islami.

Mungkin kucukupkan postingan saya kali ini, oleh karena itu, kepadanya yang ada di sana, mentari yang kelak bersinar di istana cintaku, saya belum tahu siapakah itu. Bila nanti kita bersama, akan kubangun istana cinta yang berfungsi sebagai madrasah revolusi. Istana cinta yang juga berfungsi sebagai madrasah revolusi. Tempat untuk mengkader bocah-bocah pejuang. Kelak mereka harus mendobrak peradaban kelam dan menegakkan peradaban yang hakiki.

You May Also Like

24 comments

  1. Bukan hanya seperti ledakan, tapi kadang tidak terduga juga. Cinta bisa datang dan pergi kapan saja (kaya uka-uka saja), gak perlu menunggu momen atau waktu yang tepat. Kapan pun ia datang, kita harus menyiapkan diri dan harus bisa menghadapi serta menjalaninya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener mas, cinta datang disaat yang tak terduga... Mungkin suatu saat sy akan membahas ini..

      Delete
  2. waduh ini mah tulisan seperti yang udah berpengalaman :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ha ha, mengutip penggalan artikel saya diatas "Tak ada pengealaman untuk menggambarkan seperti apa rasanya."

      Delete
  3. aduh dalem banget nih bahasannya, tapi memang seharusnya kalau mau berumah tangga sudah siap baik materi maupun batin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk rubrik #Istana Cinta, sy sengaja pake bahasa yang dalem mbak... Disesuaikan dengan rubriknya, klw untuk cerita sehari2 sy mah bahasanya ringan2 aja :)

      Delete
  4. kalau kata orang tua dulu, kalau sudah menikah rezeki justru akan bertambah dan tidak akan berkurang .. tapi saya juga tidak begitu tau hal itu :)
    cintaa ? yaa cinta itu tidak bisa kita undang tapi cinta datang dengan sendiri dan sesuai dengan kehendak allah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yap ada benarnya mbak, cinta datang karena kehendak Allah dan "diri kita"

      Delete
  5. Ude'eh rasanya kayak dengar ceramah tarawih tentang cinta ini. Siap sekali mi kayaknya berumah tangga :D

    ReplyDelete
  6. Bila cinta meledak di saat yang tidak tepat... Wah gawat... PUASA MENDINGAN! hehehehehehe :)

    ReplyDelete
  7. Aamiin.. Kisah Julaib memang patut dijadikan contoh.. Cinta yang meledak di awal harus diarahkan agar tidak membakar... Ketika tiba masanya ledakannya tentu bisa dipertahankan agar tak padam..yah redup sesekali atau ada ujian sihh bisa saja terjadi. ^^

    ReplyDelete
  8. cinta bisa dikatakan kaya jailangkung ya mas :D datang tak di jemput pulang pun tak di antar hihihi

    ReplyDelete
  9. Berasa lagi denger motivator sekaligus ustadz cinta :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. lah kok bisa gitu yaa, nggak ada niat mau jadi motivator cinta -_-

      Delete
  10. Keren tulisannya benar-benar ditulis oleh seorang pro
    mungkin edisi ramadhan yah kisah cintanya Islami :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ha ha nggak juga mas, ini rubri #Istana Cinta mas, jadi insya Allah diluar ramadhan tetap bisa posting rubrik ini selama ide tentang #ISTANA CINTA tetap selalu ada

      Delete
  11. hmmm... entah tulisan ini atau gara2 aku jombloh, kok ingin segera menikah :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. kayaknya artikel saya yang ini bisa jadi motivasi untuk nikah ya. He he.. Ayo segera nikah mbak

      Delete
  12. Nyimak mas, kayaknya mantep nih artikel :D

    ReplyDelete